Anda
ingin menjadi penangkar murai batu (MB)? Ada tujuh hal mesti Anda
siapkan, yaitu lokasi usaha / kandang, desain dan konstruksi kandang, calon
induk (jantan dan betina), pakan dan extra fooding (EF), obat dan suplemen
khususnya yang berkaitan dengan penangkaran, recording (pencatatan data
induk dan anakan), serta branding (ring dan sertifikat).
Di luar
ketujuh hal tersebut, ada satu hal lagi yang tidak kalah penting, yaitu
persiapkan mental bisnis Anda dengan sebaik-baiknya.
Beternak
murai batu memang sangat menjanjikan. Bahkan mencermati tren burung berkicau
sepanjang tahun ke tahun mempunyai prospek bisnis paling cerah.
Meski
demikian, tidak ada yang mudah dalam setiap usaha memperoleh rezeki. Pasti ada
saja berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi. Itu sebabnya, mental
bisnis menjadi sangat penting dan harus disiapkan jauh sebelum Anda menyiapkan
tujuh hal yang akan saya kupas satu persatu.
Mental
bisnis berkaitan dengan kemajuan dan kemunduran usaha, kepercayaan dan
ketidakpercayaan pelanggan / pembeli terhadap Anda. Sebisa mungkin berbuatlah
jujur dalam berusaha, dan servislah sebaik mungkin semua pembeli / pelanggan
tanpa pandang bulu.
Yang sering terjadi dari tahun ke tahun, banyak
anakan murai yang mati karena penyakit semacam tetelo pada tahun. Selain itu,
anakan yang lahir pun banyak keluar betina, masbro yang mempunyai jiwa pebisnis
kuat harus selalu bersabar karena itu adalah suka-duka dalam bisnis penangkaran
murai batu.
Karena
sudah punya mental bisnis yang kuat, maka ketika banyak anakan MB yang lahir
betina, maupun ketika sejumlah ternaknya mati terserang penyakit saraf itu,
masbro bisa bersikap tenang, tidak panik, apalagi sampai berubah haluan ke
komoditas lain.
Semoga
ketika Masbro benar-benar menjalankan usaha penangkaran murai batu dengan
telaten, setidaknya mental bisnis yang tangguh sudah tertanam kuat dalam diri
Masbro. Kesulitan kegagalan sebagai alat pembelajaran paling efektif untuk
membuat diri Masbro lebih maju dan tangguh.
Ok,
sekarang kita kupas satu persatu dari tujuh hal yang harus disiapkan dalam
penangkaran murai batu, meski hanya dalam garis besarnya saja.
1.
Lokasi usaha / kandang Murai batu
Banyak
pilihan untuk memilih lokasi kandang yang ideal untuk penangkaran murai batu.
Bisa di halaman belakang atau samping rumah, atau boleh juga menyewa lahan
untuk lokasi kandang penangkaran. Ada beberapa persyaratan yang mesti
diperhatikan:
Usahakan
lokasinya nyaman dan tenang. Artinya tidak terlalu bising oleh suara kendaraan
bermotor, mesin bengkel, pabrik dll.
Lokasi
bersih dari polusi udara berlebihan. Misalnya jangan dekat pabrik batu bata
yang dalam proses produksinya selalu disertai dengan pembakaran batu bata,
usaha pengasapan ikan, dan sejenisnya.
Usahakan
pula di sekitar lokasi usaha tidak terdapat binatang atau burung lainnya. Jika
hal ini tidak bisa dihindari, pastikan saat kandang sudah dibangun, murai batu
yang ada di kandang penangkaran tidak bisa melihat langsung keberadaan binatang
atau burung lain, seperti merpati, kucing, tikus, curut, biawak yang
kerap membuat MB uring-uringan (setres) dan sering melampiaskan kemarahannya
kepada pasangan, telor atau anak-anaknya.
Pastikan
lokasi tersebut aman dari gangguan keamanan, karena pencuri pun sudah tahu kalau
murai batu merupakan burung mahal. Anda pasti sudah tahu bagaimana meningkatkan
keamanan kandang agar tak terjamah tangan-tangan nakal, jadi hal ini tidak
perlu saya jelaskan lebih lanjut.
Mohon
izin kepada tetangga sebelah, setidaknya 2 rumah di sebelah kiri, 2 rumah di
sebalah kanan, dan 3 rumah di depan (kalau perlu minta persetujuan tertulis,
semacam izin HO). Hal ini untuk berjaga-jaga kalau suatu saat usaha Anda maju
dan tetap bisa bertahan tanpa menimbulkan persoalan dengan tetangga.
Kelima
persyaratan itu merupakan modal awal yang sangat penting. Lingkungan,
sebagaimana dikatakan para ahli perburungan, merupakan faktor yang berdiri
sejajar dengan faktor genetik (keturunan). Induk murai batu sebagus apapun
tidak akan menjalankan tugas reproduksinya secara maksimal ketika setiap hari
mendengar suara bising, kandangnya dilewati asap, dilintasi burung-burung lain,
dan lain sebagainya. Kemungkinan yang terji antara lain, burung sulit berjodoh,
burung tak mau kawin (sehingga telur yang dihasilkan selalu gabuk / infertil),
burung menjadi pemarah dan agresif, bahkan menyerang betina atau anakan hingga
mati.
2.
Desain dan konstruksi kandang Murai Batu
Jika
lokasi usaha / kandang sudah disiapkan, kini saatnya membangun kandang yang
menjadi rumah bagi pasangan mempelai murai batu dan anak-anaknya. Untuk melihat
desain dan konstruksi kandang. Soal ukuran, Anda bisa memodifikasinya sendiri
sesuai dengan keinginan, atau sesuai dengan luas lahan yang ada.
Saya
selalu menyebut kandang sebagai rumah bagi burung, sebab akan membangkitkan
semangat Anda untuk memberikan yang terbaik kepada murai batu. Bukankah di
rumah, kita terlindung dari panas sinar matahari, terlindung dari air hujan
seperti sekarang, bisa menyantap makanan dan nyeruput minuman kesukaan,
beristirahat ketika tubuh dan pikiran terasa lelah, serta tidur nyenyak kalau
ngantuk.
Karena
itu, kandang yang ideal (apapun desain dan konstruksinya) harus memenuhi
beberapa syarat di bawah ini:
Memperoleh
sinar matahari yang cukup, karena sinar matahari mengandung provitamin D yang
baik untuk kesehatan burung. Meski demikian, burung tetap memiliki pilihan
untuk berteduh (termasuk saat hujan). Anda bisa membuat atap 2/3 terbuka
(ditutup kawat strimin) dan 1/3 tertutup.
Kandang
diusahakan terlindung dari embusan angin yang terlalu kencang, karena mudah
membuat murai batu kaget.
Sediakan
tenggeran / tangkringan yang kuat, dalam beberapa ukuran dan diletakkan di
beberapa posisi.
Sediakan
wadah sarang. Pada tahap awal, sediakan sedikitnya 2-3 model. Misalnya kotak
sarang A (ukuran 25 cm x 20 cm – tinggi 20 cm), kotak sarang B (20 cm x 15 cm –
tinggi 15 cm), dan kotak sarang C (15 cm x 15 cm – tinggi 15 cm). Sangkar bisa
digantung langsung di dinding kandang, bisa juga diletakkan di atas tatakan
yang ditempelkan ke dinding kandang.
Penyediaan
minimal 2-3 model ini untuk memberi kesempatakan murai batu untuk memilih
sarang yang lebih disukainya. Penting diingat, ketika burung menyukai sesuatu
daripada yang lainnya, ia merasa jauh lebih nyaman daripada ketika dipaksa
harus menerima satu pilihan.
Pastikan
kotak sarang terbebas dari binatang pengganggu seperti semut, tikus, kucing,
musang dan lain-lain. Semut, karena ukurannya sangat kecil, paling mudah masuk
dalam kandang jenis apapun. Karena itu, perlu antisipasi sejak awal.
Sediakan
pula pasir yang dicampur dengan sedikit kapur di dasar / lantai kandang, untuk
mengontrol kotoran burung. Kalau bisa gunakan pasir gunung dengan ketinggian
5-10 cm.Sebelum digunakan, sebaiknya pasir dijemur dulu selama sehari penuh
untuk membebaskannya dari bakteri, jamur, dan parasit lainnya. Saat menjemur,
lakukan beberapa kali pembalikan agar pasir steril secara merata.Sebagian
penangkar juga menggunakan lembaran kertas koran sebagai alas kandang. Ini
boleh-boleh saja, tetapi Anda mesti rajin menggantinya setiap hari.
Sediakan
bak/kolam untuk mandi burung. Bak mandi harus sering dikontrol kebersihannya.
Idealnya, pagi (06.30 – 07.00) diisi dengan air bersih, siang (11.00 – 12.00)
diganti dan diisi dengan air baru, begitu pula sore hari sekitar pukul 15.00 –
15.30 diisi dan diganti dengan air baru.
Di dalam
kandang perlu dipasang lampu 5-10w untuk penerangan di malam hari
3.
Siapkan calon induk jantan dan betina
Apabila
kandang merupakan rumah bagi burung, maka induk (jantan dan betina) adalah mesin
produksi yang akan menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk Anda. Saya tidak
mengharuskan Anda untuk membeli indukan yang mahal, atau harus punya darah
juara. Sebagai pemula, biarkan usaha ini dimulai dari yang wajar-wajar saja:
sedikit demi sedikit.
Biarkan
berbagai pengalaman menempa Anda terlebih dulu, agar menjadi ilmu praktis yang
Anda kuasai dengan baik. Jika sudah berpengalaman, barulah memikirkan
untuk membeli indukan yang mempunyai trah juara.
Tidak
perlu dipersoalkan juga apakah Anda ingin mengembakbiakkan murai batu Aceh,
Medan, Lampung, Nias, Jambi, maupun Kalimantan. Tips ini juga berlaku untuk
murai batu ekor putih maupun black-tailed (ekor hitam). Semuanya sama saja,
punya pangsa pasar masing-masing. Yang penting perawatan awal di tangan Anda
selaku penangkar, dan yang lebih penting lagi bagaimana perawatan selanjutnya
di tangan pelanggan / pembeli selaku pemilik burung.
a.
Memilih induk jantan
Diusahakan
induk jantan sudah berusia 2 tahun lebih, sehingga sel spermanya benar-benar
matang.
Pilihlah
burung yang sudah jinak, tidak galak, atau tidak takut dengan kehadiran
manusia. Dalam hal ini, dianjurkan membeli calon induk dari hasil penangkaran,
bukan hasil tangkapan alam. Calon induk hasil tangkaran umumnya lebih jinak,
sehingga memudahkan Anda dalam mengawali usaha penangkaran murai batu.
Burung
dalam kondisi sehat. Beberapa tanda burung sehat yang mudah diamati adalah
lincah (aktif bergerak) alias tidak nyekukur terus, serta bulu-bulunya
tumbuh sempurna, bersih dan tidak kusam.
Burung
tidak memiliki cacat fisik, baik pada kaki, sayap, kepala, dan bagian tubuh
lainnya.
Volume
suaranya keras. Kalau memungkinkan, pilih juga burung yang memiliki banyak
variasi lagu. Tapi jika tidak pun tak apa-apa. Bukankah tujuan kita untuk
mengembangbiakkannya, bukan menjadikannya burung juara. Tugas mencetak burung
juara menjadi domain para kicaumania yang memiliki murai batu. Volume suara
terkait dengan faktor genetik (keturunan), tetapi variasi lagu lebih terkait
dengan faktor perawatan, khususnya program pemasteran dan perlakuan pakan.
Sebagian
penangkar menganggap induk jantan yang baik harus memiliki katuranggan
sempurna, mulai dari bentuk kepala, leher, dada, warna bulu, ekor, dan
kaki. Anda boleh membenarkannya, dan silakan cari informasi di Google mengenai
katuranggan murai batu jantan.
Saya
pribadi tidak terlalu fanatik dengan katuranggan, karena yang lebih penting
bagaimana performa dasar suaranya. Performa ini bisa didengarkan, bukan
diramalkan sebagaimana metode katuranggan.
So, itu
sebabnya saya tidak terlalu fanatik dengan katuranggan. Katuranggan bisa /
boleh saja dijadikan pegangan awal, tetapi bukanlah segalanya. Dalam kontes
suara, yang lebih penting adalah bagaimana performa suara burung. Performa
suara yang terkait dengan volume dan irama sangat ditentukan oleh faktor
genetik (seperti remaja A yang bersuara bass, dan remaja B yang bersuara
bariton), sedangkan variasi lagu lebih ditentukan faktor perawatan (terutama
pemasteran dan perlakuan pakan).
b.
Memilih induk betina
Induk
betina sudah berusia 1 tahun lebih, sehingga organ reproduksinya benar-benar
matang. Kasus telur kosong (infertil) antara lain disebabkan organ reproduksi
belum matang, meski murai batu betina sudah mencapai umur dewasa kelamin
rata-rata pada umur 6-7 bulan. Umur dewasa kelamin adalah masa di mana burung
betina untuk kali pertama bisa bertelur.
Sama
seperti induk jantan, pilihlah calon induk betina yang sudah jinak, tidak
galak, atau tidak takut dengan manusia.
Burung
dalam kondisi sehat, ditandai dengan aktif bergerak (lincah), serta bulu-bulu
tumbuh sempurna, bersih, dan tidak kusam.
Burung
tidak memiliki cacat fisik, baik pada kaki, sayap, kepala, dan bagian tubuh
lainnya.
Ada
pemikiran pemilihan indukan betina berdasarkan pengalamannya sebagai berikut:
Untuk
menghasilkan anakan MB jantan berkualitas, 70-80% ditentukan oleh induk betina
dan 20-
30% oleh induk jantan. Artinya, anakan jantan akan lebih banyak mewarisi
sifat-sifat dari induk betina daripada induk jantan
Meski
tak dijelaskan lebih lanjut, saya akan mencoba meneruskan. Jika Anda ingin mempunyai
bakalan MB jantan yang bagus, sebaiknya induk betina harus bagus. Bagus tak
mesti mahal, dan tidak mesti juara, karena banyak burung bagus yang tak pernah
ikut lomba.
Bagaimana
induk betina bisa memiliki kualitas yang bagus? Tentu dari ayahnya. Dari mana
ayahnya bisa memiliki kualitas yang bagus? Ya dari ibunya juga, alias nenek
dari induk betina tadi. Begitu seterusnya, karena dalam dunia peternakan
termasuk unggas berlaku model pewarisan gen yang disebut criss-cross inheritance:
pola di mana sebagian besar sifat genetik induk betina akan menurun kepada
anaknya yang jantan, dan sebagian besar sifat genetik induk jantan akan menurun
kepada anaknya yang betina.
Saya
katakan sebagian besar, karena tetap saja ada beberapa bagian sifat genetik
dari pasangannya yang akan diwarisi anaknya. Model criss-cross
inheritance ini pula yang menjadi acuan para peternak, apapun jenisnya,
untuk melakukan perbaikan mutu genetik melalui sistem perkawinan silang
dan sebagainya.
4.
Penyediaan pakan berkualitas
Pakan
berkualitas adalah pakan yang memiliki kandungan nutrisi lengkap, mulai dari
karbohidrat, energi metabolisme, protein, lemak, serat kadar, hingga vitamin
dan mineral dalam jumlah cukup dan serasi. Umumnya pakan dalam bentuk voer
dan serangga sudah memiliki kandungan nutrisi seperti itu, kecuali vitamin
dan mineral yang terkadang susah dikontrol dan perlu disuplai dari
luar. Makanan utama murai batu, sesuai dengan kebiasaannya di alam bebas,
adalah serangga dan cacing tanah. Serangga yang biasa diberikan antara
jangkrik, telur semut rangrang alias kroto, ulat hongkong, dan ulat kandang.
Serangga diusahakan selalu tersedia setiap hari, lebih baik 2-3 jenis
serangga. Cacing pun diusahakan setiap hari tersedia.
Namun,
bukan tidak mungkin Anda akan kesulitan mendapatkan serangga, terutama ketika
stok di toko / kios burung habis. Itu sebabnya, mengapa murai batu yang
dipelihara atau ditangkarkan selalu dilatih makan voer. Tujuan awal sebenarnya
untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk seperti itu.
Sekarang
voer sudah menjadi menu wajib, disandingkan dengan serangga yang posisinya
malah digeser sebagai makanan tambahan. Tetapi itu tidak menjadi masalah, yang
penting burung setiap hari bisa makan dengan kandungan nutrisi yang memenuhi
kebutuhan hidupnya. Yang penting, bahan pakan disediakan dalam kondisi segar
dan setiap hari diganti.
5. Obat
dan suplemen burung penangkaran
Seperti
dijelaskan sebelumnya, sebenarnya voer dan serangga memiliki kandungan nutrisi
lengkap, kecuali pada unsur vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin
dan mineral pada burung sangat sedikit, tetapi seringkali tidak
tercover dalam bahan pakan. Sebab vitamin dan mineral mempunyai
banyak jenis, dan kekurangan (defisiensi) pada satu jenis saja bisa mengganggu
kesehatan burung.
Karena
itu, setiap pemelihara maupun penangkar perlu menyediakan multivitamin
seperti BirdVit, serta multimineral seperti BirdMinera dan lain
sebagainya.
Idealnya, obat-obatan
burung juga perlu disediakan. Sebagaimana manusia yang tak pernah bisa
tahu kapan ia sehat dan kapan sakit, burung pun demikian. Anda bisa memilih
opsi, menyimpan obat-obatan sebagai persediaan jika burung tiba-tiba sakit,
atau membeli setelah burung sakit. Keputusan tentu ada di tangan Anda, dengan
mempertimbangkan plus dan minusnya.
6.
Recording
Recording adalah
pencatatan semua data yang terkait dalam penangkaran. Hal utama yang mesti
dicatat adalah data mengenai induk jantan dan betina (kalau ada, asal-usulnya,
dibeli dari bird farm mana aja, dst), tanggal penjodohan, tanggal peneluran,
tanggal menetasnya piyikan. Sebagaimana halnya kita memberi akte.
Setelah
itu, Anda juga perlu membuat catatan untuk setiap piyikan sejak menetas, kalau
perlu setiap piyikan langsung dikasih nama. Catatan ini mencakup tanggal
menetas, siapa bapak dan ibunya, tanggal disapih, tanggal diloloh (kalau Anda
menggunakan model handfeeding), dimasukkan ke kandang nomor berapa setelah
muda, dan sebagainya.
Dengan
catatan yang rapi seperti ini, Anda bisa berkomunikasi secara lebih baik dengan
pelanggan atau calon pelanggan. Mereka pun menaruh kepercayaan penuh atas
ketelatenan Anda dalam melakukan pendataan terhadap setiap anakan / burung muda
yang dijual.
7.
Branding
Branding bisa
diartikan sederhana sebagai nama produk. Dalam hal ini, sejak awal Anda perlu
memikirkan nama penangkaran Anda. Misalnya Benso Bird Farm, atau apapun
namanya. Kalau hanya fokus dalam penangkaran murai batu, tanpa menangkar jenis
burung lain, Anda bahkan bisa menggunakan nama yang lebih spesifik, misalnya
Murai Gemilang Bird Farm. Intinya, buatlah nama produk yang mudah diingat dalam
memori setiap orang. Branding ini perlu diperkuat dengan dua peranti
penting, yaitu ring dan sertifikat.
Ring
atau gelang / cincin yang terpasang di kaki burung diperlukan sebagai identitas
bahwa burung yang dibeli seseorang merupakan burung hasil penangkaran, lengkap
dengan nama bird farm atau nama yang sudah dibranding tersebut.
Adapun
sertifikat sangat diperlukan untuk menguatkan ring (apalagi sekarang banyak
ring aspal). Dalam sertifikat ini Anda bisa menuliskan tanggal burung menetas,
nama bird farm Anda, tanggal transaksi pembelian, dan dilengkapi pula dengan
stempel bird farm. Kalau burung pernah menjuarai lomba, Anda pun bisa
mencantumkannya dalam sertifikat.
Keberadaan
sertifikat juga menguntungkan pembeli, ketika suatu saat dia ingin menjualnya
kembali ke pihak lain. Kalau ada apa-apa terkait dengan burung ini, pihak lain
yang baru membeli bisa konsultasi langsung ke penangkarnya. Misalnya, jenis
pakan yang diberikan sewaktu kecil atau muda.
Demikian
sekilas kupas tuntas penangkaran burung Murai Batu.
Selamat
menjadi orang yang sukses...
No comments:
Post a Comment