![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHXZBDmvD4PNd9QanRu8j0akF9wJ4rpaZKrY4PgkHzZawyfjt-eNRQW0pvgQYIjXdPoRHLq5Esv6Yyxfhyn89AWW3YDncJo4AUatqv7s13h-e856T3wYVwDIrGp26BmFsj988mrfN0Ux4W/s320/murai+edit+1.jpg)
cara melatih murai batu tangguh di lapangan
Memelihara burung Murai Batu Bakalan memang mempunyai tantangan tersendiri. Mungkin benar jika MB tergolong burung istimewa dengan kicauan gacor maupun ngeroll luar biasa, namun untuk perawatan dan setelan hariannya memang gampang-gampang susah. Terlebih lagi saat merawatnya dari bakalan. Selain mudah stress, Bakalan MB juga diketahui mudah terkena serangan penyakit yang tak jarang berakhir dengan kematian. Oleh sebab itu, memelihara burung Murai Batu diperlukan kehatian-hatian yang lebih ekstra dalam perawatan. Disamping meminimalisirnya dari serangan penyakit, cara merawatnya dengan baik secara tidak langsung juga bisa melatih kicauanya bisa lebih optimal saat ia tumbuh dewasa.
Keberadaan burung Murai Batu bakalan sendiri yang ada
di pasaran umumnya berasal dari tangkapan. Tentu hal ini menjadi fenomena
menarik, karena MB sendiri sudah dikategorikan sebagai salah satu fauna yang
dilindungi oleh pemerintah. Ada ketentuan dan syarat tertentu dari pemerintah
yang harus dipenuhi jika tidak mau berurusan dengan hukum. Tidak semua kalangan
masyarakat diperbolehkan memelihara ataupun menangkarnya, apalagi bagi oknum
pemburu liar. Hanya saja peraturan tersebut terkesan timpang, sebab tidak
sedikit masyarakat yang melakukan transaksi jual beli Murai Batu hasil
tangkapan dari hutan tanpa adanya sikap tegas dari pemerintah setempat.
Oleh sebab itu, di sini hanya saling berbagi referensi
secara khusus bagi pihak atau lembaga yang sudah diperbolehkan pemerintah
setempat untuk memelihara ataupun menangkar jenis burung Murai Batu. Berikut
ini masalah yang biasanya kerap datang pada Murai Batu Bakalan dan sekaligus
cara melatihnya bisa tumbuh menjadi burung dewasa yang optimal, baik dari segi
penampilan maupun suara.
Setelan Pakan Extra Fooding (EF)
Sebuah pakan murai batu Extra Fooding seluruhnya
memang sangat bagus bagi pertumbuhan dan kesehatan si burung, namun hanya ada
beberapa jenis EF yang diketahui bisa merangsang MB Bakalan cepat bunyi. Diantaranya
seperti jangrik, kroto, cacing dan belalang hijau. Hanya saja letak
masalahnya semua jenis Murai Batu seluruhnya mempunyai selera EF berbeda-beda.
Misalnya ada yang menyukai kroto, namun ada yang tidak mau menyantapnya.
Begitupun sola porsi, ada yang menyukai dalam jumlah banyak namun sebagian yang
hanya mengkonsumsinya dalam jumlah yang sedikit.
Maka dari itu setiap pemilik Murai Batu bakalan
terlebih dulu harus menemukan setelan, baik takaran dan pakan EF kesukaannya.
Dan untuk menemukan setelan ini sendiri sebenarnya juga cukup berisko.
Disamping bisa membuatnya sakit, terkadang setelan yang salah juga bisa
membuatnya over birahi. Alangkah lebih baik menyetelnya dengan metode yang
standar saja. Misalnya kroto, tahap pembelajaran cukup berikan 2 kali seminggu sebanyak
2 sendok teh makan. Dimana pada dasarnya letak resiko EF tidak hanya berupa
over birahi atau sakit, melainkan juga bisa membuatnya ketagihan. Jika semisal
stok kroto habis, maka burung bisa menurun peformanya sehingga malas untuk
bunyi.
Melatihnya dengan Burung Master
Diketahui burung Murai Bakalan yang sering dilatih
dengan burung master juga bisa memicu lebih cepatnya ia dalam mengeluarkan
suara gacor. Ada beberapa jenis burung lain yang dinilai cocok untuk MB
bakalan, diantaranya seperti Kenari, Lovebird dan Ciblek. Dimana beberapa jenis
tersebut mempunyai karakter suara gacor yang mumpuni. Saat mendengar suara
gacornya tersebut, Murai Batu diketahui bisa langsung tersulut emosinya dan
tanpa segan langsung meladeni kicauannya. Tentu salah satu metode dalam
perawatan murai batu ini sangat beralasan, sebab MB tergolong burung teritorial
yang diketahui memang mempunyai jiwa petarung yang keras.
Tidak hanya dari segi suara, sebenarnya Perawatan
Murai Batu harian tahap pemasteran menggunakan burung penyanyi lain dengan
ukuran badan lebih kecil juga bertujuan untuk melatih mentalnya. Metode ini
sangat cocok untuk MB yang mempunyai mental kurang stabil dan terutama untuk MB
bakalan. Teknik memasternya menggunakan burung dengan ukuran badan lebih kecil,
akan membuatnya merasa paling dominan dan percaya diri. Hal ini memang menjadi
modal awal yang cukup berpengaruh untuk kedepannya. Hanya saja pemasteran ini
bukan berarti tanpa resiko. Jika semisal dicoba ke tahap berikutnya dengan cara
memasternya dengan burung berukuran badan dan kicauan lebih besar serta keras,
ia terkadang bisa langsung drop.
Perawatan Murai Batu Secara
Alami
Perawatan murai batu secara alami dimaksudkan
bagaimana cara merawatnya seolah ia merasa hidup di alam liar. Dimana
burung MB pada saat di habitat aslinya sendiri sebenarnya cenderung lebih
piawai dari segi apapun dibandingkan saat dijadikan hewan peliharaan. Pada saat
di habitat asli ia bahkan lebih rajin berkicau dan pintar meniru suara jenis
burung lain, meskipun persediaan pakannya terbatas. Menariknya lagi, Murai Batu
pada saat di alam liar bahkan bisa hidup berkeluarga dalam setiap pasangan dan
anak-anaknya. Tak jarang MB jantan dan betina selalu berkumpul menjaga
anak-anaknya di sarang.
Tentu hal tersebut perlu sedikit diperhatikan
penghobi, mengapa Murai Batu di alam liar dan MB peliharaan cenderung berbeda.
Hal sederhana pertama yang perlu dimengerti ialah perihal pakan murai
batu. Di habiat asli bisa dibilang ia semata-mata hanya mengkonsumsi serangga
sebagai makanan pokoknya. Oleh sebab itu, sebaiknya biasakan Murai Batu bakalan
memakan pakan serangga daripada voer. Selain itu, jika semisal MB Bakalan
berkelamin jantan maka sebaiknya untuk si betina juga musti dipelihara.
Tentunya murai batu betina sendiri sifatnya bisa lebih memancing
birahinya, sehingga ia bisa cepat bunyi.
No comments:
Post a Comment